Rabu, 08 April 2015

Jalur Pendakian Gunung Lawu Via Cemoro Sewu



Mt Lawu - Gunung Lawu dengan ketinggian 3.265 mdpl. Termasuk 5 Gunung tertinggi dipulau Jawa terletak di Pulau Jawa , Indonesia, yaitu di perbatasan antara Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tepatnya di Karang Anyar, Wonogiri Jawa Tengah, dan Magetan Jawa Timur. Status gunung ini adalah gunung api yang istirahat, karena sudah lama tidak aktif. Dilereng Lawu masih ada yang mengeluarkan uap air dan juga belerang.Dikawasan Lawu terdapat beberapa kawasan hutan seperti : hutan Dipterokarp Bukithutan Dipterokarp Atashutan Montane, dan hutan Ericaceous.
Ada beberapa jalur pendakian untuk mencapai puncak Lawu, antara lain adalah Jalur Cemoro Kandang (terletak di kecamatan Tawangmangu, Jateng), Jalur Cemoro Sewu (terletak di Sarangan, kecamatan Plaosan, Jatim), dan Jalur Cetho (kecamatan Karanganyar). Basecamp di Cemoro Sewu terkenal kecil namun halamannya luas. Di basecamp sudah masuk dalam wilayah yang dingin jadi persiapkan pakaian hangat sejak dari awal. Di sekitaran basecamp juga banyak pemukiman warga dan banyak pula fasilitas umum seperti masjid, WC, warung makan dan lainnya. 
                                                Gapura Pendakian Gunung Lawu

PETA JALUR PENDAKIAN VIA CEMORO SEWU


Sekilas Via Cemoro Sewu

Pendakian melalui Cemoro Sewu akan melewati 5 Pos. Jalur melalui Cemoro sewu lebih menanjak. Akan tetapi jika kita lewat jalur ini kita akan sampai puncak lebih cepat dari pada lewat jalur Cemoro kandang. Pendakian melalui Cemoro Sewu jalannya cukup tertata dengan baik. Jalannya terbuat dari batu-batuan yang sudah ditata sampai di Pos 4, penataan bebatuan di sepanjang jalur cemoro sewu ini dilakukan oleh swadaya masyarakat dan kabarnya penataan tersebut memakan waktu selama kurang lebih 3 bulan.
Setelah mengurus ijin pendakian kami memasuki pintu gerbang cemoro sewu sesuai dengan namanya seribu pohon cemara, yang di kanan kiri jalan dipenuhi hijau dan segarnya pohon cemara dan pinus. Perjalanan dari Basecamp menuju Pos 1 memerlukan waktu 1 jam jalan normal. Kondisi fisik jalur pendakian berbatu dan sangat jelas, melalui perkebunan penduduk dan hutan pinus. 

Pos 1 di ketinggian 2.100 Mdpl

Sebelum tiba di Pos 1 kita akan melewati 1 pondok kayu (pos bayangan) di kiri jalur dan 1 Pondok Sendang Panguripan di kanan jalur. Jalur ini juga disertai dengan tangga-tangga setapak dari bebatuan. Pos 1 adalah pondok cukup panjang yang cukup untuk kapasitas 2-3 tenda, selain itu terdapat 3 warung di kanan dan kiri jalur. 
                                                                   Pos 1

Menuju Pos 2 jalur melewati batu-batuan dengan kemiringan yang cukup tajam. Kita akan melewati tempat yang dianggap keramat yakni Watu Jago, sebuah batu besar yang bentuknya menyerupai ayam jago. 

Pos 2 di ketinggian 2.300 Mdpl

Kondisi fisik jalur Cemoro Sewu bisa dikategorikan membosankan, selain bebatuan yang tiada akhir, jalur ini juga tidak disertai dengan pemandangan yang menarik terlebih musim kemarau tanaman sedikit mengering, Akan tetapi ketika mendekati Pos 2 mata kita akan disajikan pemandangan menarik di dinding-dinding perbukitan akan tampak beragam lukisan dan ukiran alam terbentang. Waktu tempuh normal Pos 1 ke Pos 2 (2300 mdpl) adalah 1 jam 30 menit merupakan jarak terpanjang di jalur ini, bangunan pondok beratap seng adalah titik hentinya. Disekitar Pos 2 terdapat 2 lahan yang dapat digunakan untuk membangun tenda.
                                                                        Pos 2

Pos 3 di ketinggian 2.500 Mdpl

Perjalanan dari Pos 2 menuju Pos 3 medan yang dilalui mulai berat dengan trek yang lumayan panjang, bebatuan tajam dan tanjakan siap menghajar tanpa ampun sama sekali, sepertinya ini trek yang paling panjang sekaligus melelahkan karena tanjakan demi tanjakan tanpa ada habisnya dan harus selalu mengawasi dimana kakimu berpijak karena bebatuan lancip dan tidak rata ,salah injak bisa keseleo/cedera. Jarak tempuh dari pos 2 ke pos 3 sekitar 60 menit perjalanan. Kamipun disambut penghuni gunung berupa burung seperti burung jalak yang begitu bersahabat. Pos 3 ditandai dengan bangunan pondok dengan kondisi fisik yang sama dengan pondok pos lainnya. Berdasarkan mitos yang tersebar sangat tidak direkomendasikan untuk camp di pos ini karena merupakan pos ter-angker yang ada di Gunung Lawu. Hal ini bisa dijelaskan secara logis, larangan untuk tidak bermalam di Pos 3 dikarenakan kandungan sulfur di pos ini adalah yang tertinggi, terutama pada malam hari. Saat malam konsentrasi sulfur yang dikeluarkan kawah bertambah, sehingga membahayakan pendaki.
Pos 3

Pos 4 di ketinggian 2.800 Mdpl

Pos 4 trek yang dilalui semakin berat jalan bebatuan menanjak yang curam dengan kemiringan benar-benar siap menguras tenaga. Perjalanan dari pos 3 ke pos 4 menghabiskan waktu sekitar 60 menit, sebelum tiba di pos 4 jalur pendakian menjadi tangga berbatu dengan kanan dan kiri disertai dengan besi sebagai pegangan. Dan beberapa tangga serta besi pegangan telah rusak dimakan usia. Pos 4 hanya lahan kecil berbatu kapur yang hanya cukup 1 tenda, namun sangat tidak direkomendasikan karena berbahaya jika badai. Agak keatas sedikit dari Pos 4 ada tanah sedikit lapang kekanan arah jurang, disitulah kami mendirikan 2 tenda.
                                                                       Pos 4

Pos 5 di ketinggian 3000mdpl(Pos Terakhir)

Pos V atau Pos Sumur Jolotundo, terletak di Goa Jolotundo, salah satu tempat yang di anggap keramat di Gunung Lawu. Di dalamnya terdapat sumber air sangat bersih,namun untuk mengakses ke dasar goa lumayan sulit karena selain gelap juga licin dan jauh ke bawah. Menurut Mbok Yem, jika air di sendang Drajat sedang surut, beliau dan orang-orang sekitar mengambil air dari sumur Jolotundo ini. Dari Pos V kita lanjutkan perjalanan agak sedikit menurun kemudian sedikit menanjak melingkari bukit yang disekelilingnya terdapat padang ilalang dan edelweis untuk mencapai Sendang Drajad, disana terdapat Warung lain selain mbok Yem, dulunya warung ini kecil namun sekarang sudah dibangun cukup luas dan bisa menampung banyak orang yang menginap. Disini juga terdapat sebuah mata air yang dinamakan Sendang Drajad, yang juga merupakan salah satu sumber mata air yang di keramatkan oleh masyarakat, disampingnya juga telah dibangun sebuah bangunan untuk bermeditasi/berdoa.
                                                              Sendang Derajat
                                                        Pemandangan dari Pos 5

Dari Sendang Drajat ke Hargo Dalem/Argo Dalem dapat dicapai selama kurang lebih 15 menit. Disini, di Hargo Dalem, tempat yang tersedia sebuah restaurant. Teng teng. " Warung Mbok Yem", merupakan Salah satu warung yang terkenal di Gunung Lawu. Warung yang tebuat dari hamparan terpal seluas 15x10 meter ini mampu menampung 100 orang pendaki. Disini tak usah khawatir kalu kekurangan logistik, semua jenis makanan ada disini, dari nasi pecel, nasi sayur, dll tersedia. Tempat yang juga sangat membantu untuk memenuhi logistik yang habis.
Didalam warung ini Kita bisa numpang tidur. Didalam mampu menampung hingga 100 pendaki.
                                                    Warung Puncak Lawu
                                           Pemandangan dari atas di malam hari

Dari Mbok Yem jalan lurus, akan ada persimpangan ke tiga arah, yakni ke arah Hargo Dalem (Petilasan Prabu Brawijaya), ke Cemoro Kandang, dan ke Hargo Dumilah. Ambillah jalur yang menuju ke rah puncak Hargo Dumilah. Arahnya hampir serong ke Cemoro Kandang, namun jelas mengarah ke Hargo Dumilah. Lanjut ke Pawon Sewu dapat dicapai kurang lebih 5 menitan juga melalui jalur bebatuan dan lumayan gersang.Konon katanya tempat ini merupakan dapur umumnya pengikut Raja Brawijaya. Dan kata pawon berarti adalah dapur (jawa), dan sewu adalah seribu. Dari Pos V ke puncak kurang dari 30 menit an. Dengan jalur yang menanjak dan sampailah di puncak.

                                                          Puncak Gunung Lawu

Selain Matahari terbit, bila kita memandang ke arah barat, akan tampak puncak Gunung Merapi dan Merbabu, dan arah timur akan terlihat puncak Gunung Kelud, Butak dan Wilis, sedangkan ke arah selatan tampak samudera Indonesia tergelar dengan indahnya. Benar-benar megah,agung sekaligus Sungguh besar Anugrah dari Sang Pecipta ( Allah Ta’ala )

INFORMASI GUNUNG LAWU

Nama: Gunung Lawu
Ketinggian: 3.265 mdpl
Lokasi: Magetan, Tawangmangu, Cemorosewu
Tipe: Gunung berapi stratovolcano
Letusan terakhir: 1885
Spot alam: Sendang “sumber air”, bukit, kawasan pohon seribu cemara
Sumber air: Sendang Panguripan, Sendang Drajat, Hargo Dalem, Telaga Kuning, Sumur Jalatundo
Flora: Cemara, Puspa, Kipres, Tristania,Pohon: acasia decurent, Mlandingan gunung,Tristania,Edelweis
Fauna: babi hutan dan Kijang, Jalak Gading “Jalak Lawu”,
Hutan: hutan Dipterokarp Bukit, hutan Dipterokarp Atas, hutan Montane, dan hutan Ericaceous
Kondisi: udara dingin, kabut, hutan cemara, trek batu, ada pemukiman di puncak, sendang, bukit, tempat semedi
Wisata setempat: Wisata Tawangmangu, Air terjun Grojogansewu, telaga kuning dan Danau Sarangan, ada juga tempat ziarah Astana giribangun, Astana Girilayu, Astana Mangadeg
Candi: Candi Sukuh, Candi Cetho
Jalur pendakian:

1. Jalur Cemoro Kandang (Tawangmangu)
2. Jalur Cemoro Sewu (Sarangan)
Puncak: Hargo Dalem (3170 mdpl), Hargo Dumiling dan Hargo Dumilah (3265 mdpl)
Pemandangan dari puncak: G. Arjuno, Welirang, Merapi, Merbabu, Semeru
Sendang: Sendang Panguripan, Sendang Drajat, Sendang Macan
Mitos: Gunung Lawu merupakan petilasan Raden Brawijaya (Raja Majapahit). Gunung Lawu awalnya adalah di bawah air laut
Kismis (Kisah misteri): konon gunung Lawu dulunya adalah tempat pelarian dan persembunyian. Menurut kisa banyak sekali sebenarnya kuburan-kuburan atau petilasan mayat yang terkubur di gunung Lawu. Jika ada pendaki seloyongan atau berbuat mengganggu maka akan mendapat gangguan dari penunggu gunung Lawu.
Ritual: setiap malam tanggal satu suro puncaknya kunjungan orang untuk ritual/semedi


Tidak ada komentar:

Posting Komentar